Oleh : Wisnu Edi Wibowo
A.
Hakikat
Menyimak sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
Menyimak merupakan salah satu apek
keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:1066), didapati pengertian menyimak
yaitu mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca
orang.
Mendengar yaitu dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga.
Sedangkan mendengarkan adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Dari pengertian masing-msing
kata, kita dapat melihat perbedaan abtara ketiganya.
Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan, dengan kata lain
datang secara kebetulan. Sementara dalam menyimak faktor kesengajaan cukup
besar, lebih besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak ada
usaha memahami apa yang disampaikan pembicara, sedangkan dalam kegiatan
mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan.
Kegiatan menyimak
bukan merupakan kegiatan pasif, melainkan suatu proses yang aktif dalam
mengkonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui orang
sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Pada
saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu pula mental seseorang aktif
bekerja, mencoba memahami, menafsirkan, apa yang disampaikan pembicara, dan
memberinya respon.
Adapun unsur-unsur
dalam menyimak, yaitu : pembicara sebagai sumber pesan, penyimak sebagai
penerima pesan, bahan simakan sebagai unsur konsep, dan bahasa lisan sebagai
media.
Ada beberapa macam
tujuan dalam kegiatan menyimak yang dilakukan orang pada umumnya, yaitu :
mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta atau informasi yang
ada, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki kemampuan berbicara.
B.
Ragam
Menyimak
Secara garis besar, menyimak
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang
mengeai hal
hal yang umum dan bebas terhadap
suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru.
Menyimak ektensif terdiri dari :
1. Menyimak sosial atau menyimak
konversasional
Adalah menyimak yang biasanya berlangsung dalam
situasi-situasi sosial tempat orang mengobrol atau bercengkerama mengenai
hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadirdan saling mendengarkan
untuk memuat responsi-responsi yang wajar, mengikti hal-hal yang menarik, dan
memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan oleh seorang
rekan.
2. Menyimak sekunder
Adalah sejenis kegiatan menyimak kebetulan dan secara
ekstensif.
Contoh : Ahmad yang sedang mencuci motor dan tanpa tidak
sadar ia mendengar ibunya sedang mengobrol dengan tetangganya.
3. Menyimak estetik
Sering disebut dengan menyimak apresiatif adalah fase
terakhir dalm kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk kedalam menyimak
ekstensif. Dalam kegiatan ini penyimak secara imajinatif akan ikut mengalami
merasakan karakter dari setiap pelaku.
4. Menyimak pasif
Adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang
biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti,
tergesa-gesa, menghafal luar kepala, dll.
Contoh : tukang becak yang biasa mengantar turis secara tidak
langsung pandai berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
b. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah jenis
menyimak yang pelaksanaannya diarahkan pada suatu kegiatan yang lebih terawasi,
terkontrol terhadap suatu hal tertentu.
Menyimak instensif terdiri atas beberapa jenis berikut.
1. Menyimak kritis
Adalah sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan dan
kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran sorang
pembicara, dengan alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh : orang yang menghadiri seminar akan memberikan
tanggapan terhadap isi seminar.
2. Menyimak kreatif
Adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat
mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi,
penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan oleh
apa-apa yang disimaknya.
Contoh : ketika seseorang menonton sebuah acara televisi
tentang “hidup itu indah”, setelah
menyimak acara tersebut , orang tersebut menjadi terinspirasi untuk menjadi
wirausaha sukses.
3. Menyimak eksploratif
Adalah sejenis menyimak instensif dengan maksud dan tujuan
menyelidiki sesuatu lebih terarah dan sempit.
Contoh : seorang yang masih diduga telah membunuh orang lain
sedang diselidiki oleh polisi dengan mengutarakan beberapa pertanyaan yang
harus dijawab, maka polisi tersebut melakukan memyimak penyelidikan saat sang
tersangka menjawab pertanyaan.
4. Menyimak interogatif
Adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian, dan pemilihan butir-butir
dari ujaran sang pembicara, karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak
mungkin pertanyaan.
Contoh : seseorang yang diinterogasi oleh polisi karena telah
melakukan kejahatan.
5. Menyimak selektif
Adalah menyimak yan dilakukan sebagai pelengkap kegiatan
pasif guna mengimbangi isolasi kultural dan tendensi kita untuk menginterprestasikan
kembali semua yang kita dengar dengan bantuan bahasa yang telah kita kuasai.
Contoh : menyimak acara televisi dan memilah-milah mana yang
boleh ditonton oleh anak kecil dan mana yang dilarang.
6. Menyimak konsentratif
Sering disebut juga a
study-type atau menyimak yang kegiatannya sejenis dengan telaah.
Contoh : saat mahasiswa melaksanakan tes toefl sesi listening, ia menyimak konsentratif agar dapat memahami maksud
sang pembicara dengan tepat.
C. Teknik Menyimak
Menurut Brawn (via Iskandarwassid,
2008: 227-228), terdapat delapan proses dalam kegiatan menyimak, yakni sebagai
berikut :
1.
Pendengar memproses raw speech dan
menyimpan image darinya dalam short term memory.
2.
Pendengar menentukan tipe dalam setiap peristiwa pembicaraan yang sedang
diproses.
3.
Pendengar mencari maksud dan tujuan pembicara dengan mempertimbangkan
bentuk dan jenis pembicaraan, konteks, dan isi.
4.
Pendengar me-recall latar
belakang informasi sesuai dengan konteks subjek masalah yang ada.
5.
Pendengar mencari arti literal dari pesan yang ia dengar.
6.
Pendengar menentukan arti yang dimaksud.
7.
Pendengar mempertimbangan apakah informasi yang ia terima harus disimpan
di dalam memorinya atau ditunda.
8.
pendengar menghapus bentuk
pesan-pesan yang telah ia terima.
D. Tujuan Pembelajaran Menyimak
Semi (1993; 98) mengemukakan bahwa
tujuan pembelajaran menyimak pada semua jenjang pendididikan dibedakan menjadi
dua, yaitu :
1. Persepsi, yakni ciri kognitif dari
proses mendengarkan yang didasarkan pemahaman tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2. Resepsi, yakni pemahaman pesan atau
penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembicara.
Bila kedua hal tersebut
dijabarkan lagi maka dapat dikemukakan bahwa tujuan pembelajaran menyimak
sebagai berikut :
1. Siswa memiliki keterampilan mengenal
segi kognitif tentang kaidah-kaidah kebahasaan.
2. Siswa memiliki keterampilan
mendengarkan dan mengamati dengan cermat apa yang diucapkan kepadanya.
3. Siswa mampu mengingat hubungan apa
yang sudah dan sedang dibicarakan orang kepadanya.
4. Dapat menghayati dan menagkap
bagian-bagian penting suatu pernyatan, sehingga dapat menjawab pertanyaan
dengan tepat.
5. Siswa mampu menghubungkan ide-ide
yang berbeda dalam suatu diskusi.
E. Teknik Pembelajaran Menyimak
Tarigan (1986: 52-73) mengemukakan beberapa macam teknik
pembelajaran dalam menyimak , sebagai berikut :
1. Dengar-Ulang Ucap
2. Dengar-Tulis (Dikte)
3. Dengar-Kerjakan
4. Dengar- Terka
5. Memperluas Kalimat
6. Menemukan Benda
7. Siman Berkata
8. Bisik Berantai
9. Menyelesaikan Cerita
10. Identifikasi Kata Kunci
11. Identifikasi Kalimat Topik
12. Menyingkat/Merangkum
13. Parafrase
14. Menjawab Pertanyaan
Sumber : Buku “Keterampilan
Berbahasa Indonesia”