Oleh : Wisnu Edi Wibowo
/1/
Kami
hanya orang-orang kecil
Kami
tak punya apa-apa
Kami
yang tak punya harta, kami yang tak punya jabatan
Yang
kami punya adalah hati....
Hati
yang bersih
Hati
yang suci,
Hati
yang penuh dengan kasih sayang.
Tidak
seperti mereka-mereka yang diatas
Meskipun
mereka salalu mendapatkan apa yang mereka ingikan,
Tetapi
hati mereka busuk..!!
Mereka
menggunakan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan
Ketika
mereka merampas uang rakyat
Mereka
seperti monster yang tak punya belas kasih
Mereka
menggerogoti apa yang seharusnya milik kami
Kami
orang-orang yang tertindas
Mereka
selalu mendapatkan apa yang mereka butuhkan
Sedangkan
kami apa??
Kami
hanya mendapatkan cacimaki, cemoohan, hujatan
Bukan
ini Tuhan, bukan ini yang kami harapkan
Yang
kami harapkan hanya keadilan, keadilan sebagai warga negara
Warga
negara yang mendapatkan hak-hak sebagaimana mestinya
Kami
juga sama seperti mereka,
Kami
membutuhkan makan,
Kami
membutuhkan pendidikan yang layak,
Mendapatkan
bantuan hukum,
/2/
Yaa
Tuhan, apakah ini nasib kami menjadi orang miskin,
Nasib
sebagai orang yang tidak berpunya???
Disaat
mereka menikmati kemewahan mereka
Dan
kami hanya bisa meratapi nasib kami.
Padahal
Indonesia merupakan negara yng kaya raya
Tidak
seharusnya orang miskin ada di negeri sekaya ini.
Memang
banyak orang kaya di negeri ini
Tapi
orang miskin jauh lebih banyak lagi.
Dan
ironisnya mereka seperti dianak tirikan di negeri sendiri.
Kemana
kami harus mengadu???
Kepada
Pemerintah??
Kepada
Presiden??
Atau
kepada orang tua kami??? Hahaha rasanya tidak mungkin.
Mungkin
satu-satunya tempat kami mengadu hanya kepadamu Tuhan.
Iya
kepada-Mu Tuhan
Engkau-lah
yang setia mendengarkan jeritan kami, jeritan sebagai orang-orang yang
terdzolimi.
Yaa Tuhan..
Tolonglah kami,
Berikan kami
kesabaran,
berikan kami kekuatan untuk menghadapi segala
cobaan yang engkau berikan kepada kami.
Kami pun ingin seperti
mereka, mereka yang berkecukupan.
Yaa Tuhan tolonglah...
Tolong dengarkan doa
kami
Doa orang-orang
terdzolimi
Hanya kepada-Mu kami
bisa meminta.
Amin
/3/
Hanya
kepada Tuhan kami bisa meminta
Disaat
kami membutuhkan pemerintah,
Mereka
asik menggerogoti uang-uang kami
Mereka
seperti parasit yang akan terus merugikan negeri ini.
Mereka
semua tidak dapat dipercaya
Janji-janji
manis yang meyakinkan
Janji-janji
manis yang mereka buat hanya omong kosong belaka
Janji
yang menjebak kami untuk mempercayainya
Namun
itu semua hanya omong kosong!!!!
tidak ada yang satupun janji manis mereka yang
terealisasikan
Mungkin
ini salah kami karena terlalu mudah terhasut.
Tak
daya kami hanya orang-orang yang tidak berpendidikan dan mudah dihasut.
Sumpah-sumpah
jabatan pun sudah tiada artinya lagi
Mereka
anggap sumpah tersebut sebagai angin yang lalu lalang
Padahal
mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka kelak
Yaa Tuhan, berilah
mereka pintu hidayah-Mu. Amin
Tak
heran kami melihat tingkah laku mereka,
Tingkah
laku yang menjijikan,
Tingkah
laku yang tak bermoral,
Tingkah
laku yang membuat kami geram.
Namun,
apa daya??
Kami
hanya orang-orang lemah yang tak punya kekuatan.
Disaat
kami menentang kebijakan mereka
Justru
kami yang diserang balik.
Mungkin
ini, ini yang dinamakan orang terdzolimi.
/4/
Ketika
kami membutuhkan pendidikan yang layak,
Justru
kami dipersulit dengan adanya kebijakan yang ada,
Kebijakan
yang tidak mungkin bisa kami jangkau sebagai orang miskin
Sungguh
kasihan kami....
Kami
juga berhak mendapat pendidikan yang layak,
Kami
juga warga Indonesia
Yang
berhak mendapatkan pendidikan
Tolong,
jangan lupakan kami !!
Sebaliknya
dengan mereka
Mereka
orang-orang kaya ,
Mereka
bisa sekolah dimana dan kapan saja mereka mau,
Bahkan
mereka berangkat dengan kendaraan super mewah mereka bagaikan raja
Tapi
mereka justru bermain-main dalam menuntut ilmu
Bahkan
banyak yang menyuap gurunya demi mendapat nilai yang memuaskan
Mau
jadi apa mereka kelak, andaikan seperti itu???
Bisa
jadi mereka menjadi calon-calon koruptor cilik.
Sedangkan
kami,...
Kami
membanting tulang demi mendapatkan pendidikan
Kami
tidak mau membebani orang tua kami yang sudah terbebani karna kami
Karena
satu cita-cita kami, kami hanya ingin menjadi lebih baik.......
Ingin
menjadi lebih baik dalam segala hal
Kami
tak mau menyia-nyiakan pendidikan yang kami dapat
Karena
dengan sungguh-sungguh tidak ada hal yang mustahil
Manjadda wa’jadda
Siapa
yang sungguh-sungguh pasti akan berhasil.
/5/
Tak
hanya pendidikan,
Dalam
masalah kesehatan pun kami kesulitan
Banyak
diantara kami yang mati sia-sia karena penanganan yang buruk
Teman-teman
kami mati cuma gara-gara kami tidak bisa menyelesaikan masalah administrasi
Bahkan
banyak juga rumah sakit yang tidak mau menerima kami dengan alasan tidak ada
ruangan.
Betapa
teririsnya hati kami, pedih, perih, dan menangis meratapi semua ini.
Yaa Tuhan, tolonglah
kami....
Bukakan hati mereka
untuk kami
Disaat nyawa ditukar
dengan materi
Itu sungguh biadab
Tolong kami Yaa Tuhan,
tolong.....!!!!!
Sungguh
ironis...
Dimana
kami membutuhkan pertolongan medis
Justru
kami diacuhkan
Dengan
beribu alasan yang tak masuk akal
Kami
hanya dianggap sampah oleh mereka
Sebaliknya
dengan mereka (orang kaya)
Mereka
selalu mendapatkan yang terbaik
Tidak
seperti kami.....
Kami
yang tak pernah mendapat keadilan
Padahal
sama-sama demi sebuah nyawa
Apakah
nyawa kami sudah tidak ada artinya lagi???
Apakah
nyawa kami sudah begitu hina???
Sampai-sampai
rumah sakit tidak mau menerima kami
/6/
Selain
pendidikan dan kesehatan
Kami
pun masih terdzolimi dalam masalah lain
Yaitu
masalah hukum....
Apakah
semua itu belum cukup???
Lagi
dan lagi.....
Orang
kaya selalu menang melawan orang miskin
Mereka
selalu memperkarakan hal kecil yang kami anggap itu tidak ada apa-apanya bagi
mereka(orang kaya)
Kasus
nenek pencuri buah kakao, kasus pencurian sendal jepit, kasus pencurian
rumput, dan masih banyak lagi yang kami
rasa itu tidak berharga bagi mereka,
Tapi
justru mereka membawanya ke ranah hukum,
Bahkan
tak jarang banyak yang terkurung di balik jeruji besi.
Tapi
mereka-mereka yang memakan uang rakyat
Jutaan,
milyaran, triliunan???
Dimana
kasus hukum mereka???
Tak
jarang kasus mereka hilang seiring berjalannya waktu
Dan
sekalipun ada, mereka hanya mendapat hukuman ringan
Apakah
ini adil???
Dimana
letak hukum negara kita??
Disaat
orang-orang kecil mendapat hukuman yang tak seharusnya
Dan
mereka para pejabat mendapat hukuman yang ringan
Padahal
mereka sudah merugikan negara.
Apakah
hukum di negara kita sudah mati???
Ketika
hukum bisa dibeli dengan uang
Ketika
hukum tumpul bagi para pejabat,
Dan
tajam bagi kami sebagai orang miskin?
/7/
Ketika
hukum bisa dibeli dengan uang
Hanya
mereka orang-orang kaya yang menikmati
Mereka
bebas berbuat apa saja sesuai kehendak mereka
Tanpa
ada yang mengawasi dan menghukumnya
Korupsi,
pemerkosaan,
Adalah
akibat dari hukum yang bisa dibeli
Meraka
tidak takut dihukum
Karena
mereka sudah kebal hukum
Disaat
mereka tersandung kasus hukum
Para
pembantu hukum siap berdiri dibelakang mereka
Tapi
bagi kami???
Sebagai
orang miskin
Kami
hanya bisa berbuat sehati-hati mungkin
Sedikit
saja salah bertindak maka hukum tidak akan tinggal diam.
Hukum
begitu mengerikan bagi orang miskin
Hukum
seperti harimau yang menerkam mangsanya
Disaat
kita lengah berbuat kesalahan
Begitu
mengerikannya hukum dimata kita.
Kemana??
Kemana
lagi kami harus mengadu??
Ditambah
hakim konstitusi kita pun luluh akan godaan suap
Lembaga
yang harusnya menjadi ujung tombak hukum di negara kita
Lembaga
yang kita harapkan menjujunjung tinggi hukum,
Akan
tetapi ikut tersandung hukum.
Sungguh
hal ini sangat memprihatinkan bagi kita.
/8/
Innalilahi wainnailahi
rojiun
Hukum
negara kita telah mati
Satu-satunya
harapan kita sudah tiada
Harapan
untuk tidak tertindas
Sekarang
kita sudah tidak bisa menikmati hukum semestinya lagi
Hukum
hanya untuk orang-orang yang beruang
Hukum
seperti jerat yang sangat rumit
Yang
siap menjebak kita sebagai orang miskin
Yang
bisa kami lakukan hanya berhati-hati
Hati-hati
dalam segala hal yang berurusan dengan orang kaya
Karena
kami tidak bisa seperti mereka yang bisa membeli hukum
Membeli
nasi pun susah apalagi kami membeli hukum???
Sebernarnya
ini sangat tidak adil bagi kami
Tapi
kami tidak bisa melawannya
Begitu
berat bagi kami untuk melawan
Salah
sedikit saja, sel jeruji pun menanti.
Sungguh
memprihatinkan..
Tapi
inilah kami
Orang-orang
miskin yang selalu terdzolimi
Yang
tidak bisa berbuat apa-apa
Yang
hanya bisa tergantung pada orang kaya
/9/
Orang
kaya selalu menang dalam segala hal
Dan
orang miskin selalu tertindas
Begitu
banyak hal yang tidak bisa kami dapatkan
Pendidikan,
kesehatan, hukum, dan masih banyak lagi.
Begitu
banyak masalah-masalah yang kami harus hadapi
Tapi
inilah hidup
Kami
harus terus menjalaninya
Meski
dalam suka maupun duka
Tapi
kami selalu bersyukur
Itulah
kunci kebahagiaan kami
Tidak
seperti mereka yang serakah akan harta
Dan
lupa akan akhirat sana.
Mereka
akan terus memburu apa yang mereka inginkan
Mereka
ikuti sifat setan mereka
Tak
memikirkan cara yang mereka tempuh
Dan
akibat apa yang akan mereka dapatkan kelak
Mereka
hanya megikuti sifat setan mereka
Yang
akan terus menyesatkan mereka
Menjauhkan
mereka dari jalan yang lurus
Menjauhkan
mereka dari Tuhannya
/10/
Dan
kami orang miskin
Kami
tidak iri dengan mereka
Kami
hanya geram dengan perilaku mereka
Perilaku
orang-orang yang memikirkan uang semata
Banyak
diantara mereka yang menilai segala sesuatunya dengan uang
Uang,
uang, uang dan uang !!!
Mereka
terlalu merendahkan kami sebagai orang miskin
Apakah
ini yang dimaksud dengan sifat saling menghargai??
Sifat
saling menolong??
Buat
mereka bahagia itu, uang, uang dan uang.................
Tapi
bagi kami bahagia itu sederhana
Berkumpul
dengan keluarga setiap hari adalah hal yang paling bahagia
Meskipun
kami tidak makan pizza atau sejenisnya tapi kami masih bisa bahagia
Karena
kami terus bersyukur.
Mereka
akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka
Mereka
yang korupsi, mereka yang menyuap, mereka yang mendzolimi orang miskin
Semua
itu akan ada balasannya,
Balasan
yang lebih kejam dari apa yang akan mereka terima
Yaa Tuhan....
Ampunilah mereka
Bukakan pintu hati
mereka
Tuntun mereka ke
jalanmu
Tunjukan cahaya-Mu
kepadanya
Amin.......................................
/11/
Kadang
kami pun ingin seperti mereka
Berkecukupan
dalam segala hal
Mendapatkan
pedidikan yang tinggi
Mendapatkan
jaminan kesehatan
Mendapatkan
layanan hukum.
Tapi
??
Dan
meskipun kami orang miskin
Kami
juga tetap berhak mendapatkan pendidikan
Mendapatkan
jaminan kesehatan dan layanan hukum
Karena
kami adalah bagian Indonesia
Kami
warga Indonesia yang juga berhak mendapatkan itu semua.
Ini
adalah sudah takdir kami,
Kami
yakin apabila kami terus berusaha
Terus
berdoa, meminta kepada yang Maha Pemberi
Maka
kami dapat menjadi seperti mereka
Kami
ingin seperti mereka
Tetapi
tidak untuk menindas yang lemah
Kami
ingin memperjuangkan mereka yang kurang beruntung.
Agar
mereka tidak mengalami
Mengalami
apa yang telah kami alami
Karena
kita adalah sama
Kita
mempunyai hak yang sama di negara ini
Baik
kaya, maupun miskin.
Tiada
satupun yang berhak mencabut hak mereka.
/12/
Dan
meskipun kami miskin
Tapi
hati kami tidak miskin
Kami
mempunyai hati yang kaya
Yang
membuat kami selalu merasa kaya
Yang
terus membuat hati ini bahagia
Karena
kami terus bersyukur di balik kesederhanaan kami
Inilah
kunci bahagia kami
Bahagia
yang sebenarnya
Bahagia
yang abadi....................................
Rasulullah
saw bersabda :
“waspadalah terhadap
perbuatan kedzaliman
karena keziman adalah
kegelapan di hari kiamat.
Jauhilah kekikiran
Karena kekikiran telah
membinasakan orang-orang sebelum kamu,
Mengantarkan mereka
kepada pertumpahan darah diantara mereka
Dan menghalalkan
segala cara.’’
***
1. Hal yang paling memprihatinkan adalah
belum terakomodasiya rakyat miskin untuk mengenyam pendidikan. Padahal, dalam
UUD 1945 sudah dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan hal itu sampai saat
ini belum bisa tercapai. Masih banyak warga miskin yang terpaksa tidak sekolah
karena tingginya biaya pendidikan. Bahkan, pendidikan sudah dijadikan sebagai
barang dagangan yang mempunyai harga tinggi. Komersialisasi pendidikan inilah yang
menjadi akar permasalahan orang miskin tidak bisa sekolah. Komersialisasi atau
industrialisasi pendidikan ini membuat kebutuhan pendidikan tidak bisa lagi
dipenuhi oleh semua strata sosial dalam masyarakat. Hanya masyarakat yang
beruang saja yang mampu mengenyam pendidikan berkualitas baik. Untuk masuk
sekolah pertama kali saja sudah diharuskan membayar biaya pendaftaran yang
tidak sedikit. Belum lagi adanya uang pangkal yang selama ini menjadi pangkal
persoalan rakyat miskin. Bagi mereka yang mampu, semua persoalan itu tidak
menjadi masalah yang berarti, karena masih bisa diatasi. Bahkan, mereka berani
membayar berapa pun uang pangkal yang diminta sekolah, asalkan mereka bisa
diterima di sekolah-sekolah yang bonafide. Sumber : kampus.okezone.com/read/2012/05/11/367/628017/Pendidikan (Tidak) untuk
Rakyat Miskin
2. Meskipun Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan (BPJS) mulai efektif pada tanggal 1 Januari 2014 mendatang, sebanyak
10,3 juta penduduk miskin di Indonesia dipastikan tak bakal mendapat layanan
dan jaminan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sumber :
http://nasional.kompas.com/read/2013/08/06/0134425/10.3.Juta.Warga.Miskin.Terancam.Tak.Dapat.Layanan.Kesehatan
3. Keadilan belum adil di Indonesia,
baik dalam norma hukum atau dalam masalah sosial ekonmomi. Kita semua tahu
bahwa lembaga penegakan hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan, maupun
pengadilan sulit untuk diharapkan. Hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
Sumber : news.okezone.com/read/2013/07/03/339/831558/redirect/Keadilan
Belum Adil di Indonesia